Profil Desa Randusari

Ketahui informasi secara rinci Desa Randusari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Randusari

Tentang Kami

Profil Desa Randusari, Teras, Boyolali. Simak potensinya sebagai sentra industri batu bata merah tradisional, pusat budidaya ikan air tawar yang berkembang, dan lokasinya yang strategis dekat Waduk Cengklik serta Bandara Adi Soemarmo.

  • Pusat Industri Batu Bata Merah

    Merupakan salah satu kampung perajin batu bata merah tradisional yang signifikan di Boyolali, memanfaatkan potensi tanah liat setempat.

  • Sentra Budidaya Ikan Air Tawar

    Dikenal sebagai kawasan pengembangan perikanan darat, khususnya budidaya ikan lele dan nila, yang menopang ekonomi lokal.

  • Lokasi Strategis

    Berada di dekat infrastruktur vital seperti Waduk Cengklik dan Bandara Internasional Adi Soemarmo, membuka potensi ekonomi logistik dan jasa.

XM Broker

Terletak di sisi timur Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Desa Randusari menampilkan wajah ekonomi pedesaan yang berakar kuat pada potensi sumber daya alam lokal. Desa ini mungkin tidak memiliki kemegahan sebagai pusat pemerintahan, namun denyut ekonominya berdetak kencang melalui dua pilar utama yang kontras namun saling melengkapi: industri batu bata merah yang kokoh berjejak di darat dan budidaya perikanan air tawar yang lincah berkembang di air. Diperkuat oleh lokasinya yang strategis di dekat infrastruktur regional penting, profil Desa Randusari merupakan narasi tentang kerja keras, adaptasi, dan kemampuan masyarakat dalam mengubah tanah dan air menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan.

Geografi Strategis dan Potret Demografi

Desa Randusari menempati posisi geografis yang menguntungkan di Kecamatan Teras. Lokasinya berada tidak jauh dari dua objek vital di kawasan Solo Raya: Waduk Cengklik yang merupakan salah satu sumber air dan destinasi wisata, serta Bandara Internasional Adi Soemarmo yang menjadi gerbang udara utama. Keunggulan lokasi ini memberikan potensi aksesibilitas dan logistik yang tidak dimiliki banyak desa lain. Topografi wilayahnya cenderung datar dengan jenis tanah liat yang melimpah, sebuah karakteristik yang menjadi fondasi bagi salah satu industri utamanya.Luas wilayah Desa Randusari ialah sekitar 3,31 kilometer persegi. Secara administratif, desa ini berbatasan dengan beberapa wilayah lain. Di sebelah utara, berbatasan dengan wilayah Kecamatan Ngemplak. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Kadireso. Sementara di sisi selatan, berbatasan dengan Desa Nepen, dan di sebelah barat, berbatasan dengan Desa Kopen.Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali, Desa Randusari dihuni oleh 3.565 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.077 jiwa per kilometer persegi. Populasi ini tersebar di beberapa dusun, di mana sebagian besar warganya aktif terlibat dalam kegiatan industri rumahan dan sektor agraris dalam arti luas, termasuk pertanian dan perikanan.

Batu Bata Merah: Warisan Industri yang Menopang Ekonomi

Salah satu identitas ekonomi yang paling melekat pada Desa Randusari yaitu industri pembuatan batu bata merah tradisional. Pemandangan tumpukan batu bata yang sedang dijemur di lahan-lahan terbuka dan kepulan asap dari tobong (tungku pembakaran) menjadi bagian tak terpisahkan dari lanskap desa. Industri ini telah berlangsung secara turun-temurun, memanfaatkan kualitas tanah liat lokal yang dikenal padat dan ideal untuk bahan bangunan.Proses produksi yang padat karya ini menyerap banyak tenaga kerja dari masyarakat setempat, mulai dari penggali tanah liat, pencetak, hingga pekerja di bagian pembakaran. Usaha ini sebagian besar berskala industri rumahan, dimiliki dan dikelola oleh keluarga-keluarga di desa. Meskipun harus bersaing dengan material bangunan modern seperti bata ringan, batu bata merah dari Randusari tetap memiliki pasarnya sendiri karena dianggap lebih kokoh dan mampu menciptakan suhu ruangan yang lebih sejuk."Usaha ini adalah warisan dari orang tua. Walaupun prosesnya masih tradisional dan sangat bergantung pada cuaca, terutama saat penjemuran, tapi dari sinilah banyak keluarga di desa ini bisa menyekolahkan anak-anaknya," tutur seorang pengusaha batu bata setempat. Industri ini menjadi bukti ketangguhan ekonomi lokal yang berbasis pada sumber daya dan kearifan yang telah teruji oleh waktu.

Geliat Perikanan Darat: Memanfaatkan Potensi Air

Di sisi lain dari spektrum ekonomi berbasis tanah liat, Desa Randusari juga menunjukkan geliat yang signifikan di sektor perikanan darat (akuakultur). Banyak warga yang memanfaatkan lahan pekarangan atau sawah yang kurang produktif untuk membangun kolam-kolam budidaya ikan air tawar. Komoditas yang paling banyak dibudidayakan ialah ikan lele dan nila, dua jenis ikan yang memiliki permintaan pasar tinggi dan siklus panen yang relatif cepat.Para pembudidaya ikan, yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), aktif mengembangkan usaha mereka baik secara mandiri maupun dengan dukungan dari dinas perikanan. Mereka menggunakan berbagai teknologi budidaya, mulai dari kolam tanah konvensional, kolam semen, hingga sistem kolam terpal yang lebih fleksibel. Hasil panen dari Desa Randusari dipasok untuk memenuhi kebutuhan warung-warung makan, pasar tradisional di Boyolali dan Solo, serta para pengelola kolam pemancingan. Sektor perikanan ini menjadi sumber pendapatan alternatif yang menjanjikan dan memperkaya struktur ekonomi desa.

Pertanian sebagai Fondasi yang Tetap Kokoh

Meskipun industri batu bata dan perikanan menjadi ciri khasnya, Desa Randusari tidak meninggalkan fondasi utamanya sebagai desa agraris. Lahan pertanian, khususnya sawah beririgasi, masih terhampar luas dan dikelola secara aktif. Komoditas utama yang ditanam tetaplah padi, yang menjadi penopang utama ketahanan pangan bagi masyarakat. Sistem irigasi yang memadai memungkinkan petani untuk melakukan tanam hingga tiga kali dalam setahun. Selain padi, pada musim tertentu petani juga menanam palawija seperti jagung dan kacang-kacangan. Keberadaan sektor pertanian yang kokoh ini memberikan keseimbangan dan stabilitas ekonomi bagi desa secara keseluruhan.

Penutup: Visi Randusari sebagai Desa Produsen yang Tangguh

Desa Randusari di Kecamatan Teras adalah contoh nyata dari sebuah desa yang mampu mengoptimalkan beragam potensi sumber daya alamnya. Masyarakatnya berhasil membangun pilar-pilar ekonomi yang kokoh dari tanah dan air. Industri batu bata merah menjadi simbol ketekunan dan warisan, sementara budidaya ikan air tawar menjadi representasi dari inovasi dan adaptasi terhadap peluang pasar. Diperkuat oleh lokasinya yang strategis, Desa Randusari memiliki prospek cerah untuk terus berkembang. Visi ke depan bagi desa ini ialah menjadi desa produsen yang tangguh, dengan terus memodernisasi industrinya secara berkelanjutan dan memperkuat posisinya sebagai pemasok penting bagi kebutuhan regional, baik di sektor material bangunan maupun pangan.